Gorontalo – (22/11/2021), BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo melaksanakan sosialisasi dan simulasi penanganan bencana kebakaran dan mitigasi risiko Gempa. Acara ini dilaksanakan di ruang Auditorium dan lapangan parkir belakang Kantor BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini mengundang narasumber yang sangat kompeten dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo, yakni H. Endi Junus Danial, Kepala Bidang Kedaruratan & Logistik dan Inspektur Pemadam Kebakaran, M. Luthfie A. Latief serta diikuti oleh Pimpinan, pejabat struktural dan fungsional serta pegawai BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BPK Provinsi Gorontalo, Dwi Sabardiana menyampaikan bahwa setiap pegawai harus serius memahami pengetahuan tentang bencana. “Kita harus memiliki bekal pengetahuan atas mitigasi risiko gempa dan juga penanganan bencana kebakaran. Bencana tidak akan memilih-milih, oleh karena itu setiap kita harus memahami pengetahuan dari sosialisasi dan praktik yang diajarkan hari ini,” ujar Dwi Sabardiana.
Pada sesi sosialisasi, Endi J. Danial menjelaskan bahwa tidak ada yang bisa menyebutkan kapan saat suatu bencana terjadi. Instansi maupun lembaga biasanya membekali para pegawai dengan pemahaman atas kesiagaan atas kejadian bencana melalui persiapan dan upaya mitigasi. “Pada saat bencana terjadi, satu hal yang pasti adalah kepanikan. Kita panik, orang-orang lain juga panik. Nah pengetahuan yang tepat akan mengarahkan tindakan kita kearah keselamatan,” ujar Daniel.
Endi J. Danial menyoroti bahwa peralatan kerja yang digunakan setiap instansi/lembaga seringkali tidak dapat menunjang keselamatan pegawai bila terjadi bencana gempa. “Material penyusun furnitur baik meja, kursi ataupun lemari biasanya dari multiblok plywood, bukan kayu yang sebenarnya. Selain itu seharusnya untuk bangunan dengan 3 lantai harus disediakan sliding board/papan luncur,” pungkas Endi.
Selanjutnya, pada sesi penanganan bencana kebakaran, Muhamad Luthfie mengapresiasi sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif yang telah dimiliki oleh BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo, diantaranya sistem sprinkler, hidran, alat pemadam api ringan (APAR), alarm kebakaran, detektor panas, peta jalur evakuasi serta titik kumpul (assembly point). Namun, sarana proteksi ini tidak akan berguna jika tidak pernah dipraktikkan dan dilatihkan secara berkala. Oleh karena itu, simulasi penanganan bencana kebakaran sangat penting agar setiap orang mengerti tugas dan tanggung jawabnya, serta melaksanakannya seoptimal mungkin.
Kegiatan dilanjutkan dengan praktik upaya-upaya pemadaman api berdasarkan jenis kebakaran. “Tidak semua kebakaran dapat dipadamkan dengan air. Perlu diketahui bahwa jenis kebakaran yang diakibatkan oleh bahan bakar minyak tidak bisa dipadamkan dengan air. Risikonya api dapat menyebar. Alat yang tepat untuk memadamkan kebakaran dari jenis minyak adalah APAR”, ujar Muhammad Lutfi.
Pada sesi praktik, para pegawai dilatih untuk mampu menggunakan APAR. Pengetahuan atas alat APAR juga penting sebelum digunakan. Setiap orang harus mengetahui bahwa APAR dalam kondisi terisi dan memiliki tekanan yang sesuai. Untuk itu sebelum digunakan harus dilakukan tes pancar dahulu. Selain penggunaan APAR, para pegawai juga dilatih untuk menggunakan hidran yang tersedia.
Semoga sosialisasi dan praktik yang dilakukan dapat meningkatkan kepekaan para pegawai dalam penanganan bencana kebakaran dan risiko gempa di tempat kerja/tempat tinggal. (Ans/Wrd)